Andai...
Minggu, 12 April 2009 / 18.42
Mungkin hari ini akan mengubah banyak hal, mungkin saja tidak. Mungkin kejadian tadi hanya emosi sesaat mungkin saja bukan. Andai saya boleh memilih, sebelum saya dilahirkan, meskipun itu sangat tidak mungkin. Saya bukannya tidak suka kedua orang tua saya--saya sangat suka kok. Meskipun kadang ada kesal atau marah, itu wajar. Wajar, dan saya selalu berusaha untuk menerima dan menjalankan itu bagaimanapun saya tidak suka. Toh yang meminta kedua orang tua kita, bukan orang lain. Bagaimanapun saya marah dan misuh-misuh, saya tidak pernah dan tidak akan pernah meminta untuk dilahirkan dari orang tua lain, di keluarga lain--mungkin tidak.

Tapi bolehkah saya berharap kalau saya tidak punya adik saja? Please...

Ya Allah, saya minta maaf. Bukannya saya tidak mensyukuri nikmat atau apa. Mungkin ini yang namanya cobaan, mungkin ini yang namanya menguji iman. Adik saya, dua-duanya perempuan. Yang satu kelas tiga smp yang satu kelas lima sd. Yang satu gampang emosi dan yang satu manja plus egoisnya minta ampun. Saya berusaha sabar selama ini, saya berusaha jadi pihak netral. Di antara saya dan adik-adik saya, saya yang paling jarang bertengkar, apalagi sampai jambak-jambakan. Saya--kalau boleh saya sombong--yang paling jarang mengeluh atas perintah orang tua, meskipun kalau apa-apa harus diperintah dahulu.

Saya kalau disuruh pasti menjalankan kok, meskipun diselingi malas-malasan atau apa. Setidaknya dikerjakan lah. Saya suka miris kalau di belakang adik saya yang pertama selalu misuh-misuh dengan kasar tentang orang tua saya kalau diperintah. Saya hanya bisa diam ketika adik saya dengan terang-terangan balas-balasan berteriak dengan ibu dan ayah saya. Saya tahu orang tua saya capek, dan yang salah kedua adik saya, saya yakinkan itu. Dari kecil sikap mereka ga bisa berubah. Jarang bisa menghargai yang di rumah. Marah, marah, marah, teriak, teriak. Gak diturutin dikit rewelnya setengah mati. Adik saya yang pertama tidak pernah bisa menghargai barang, adik saya yang kedua tidak pernah puas akan pemberian orang tua.

Saya gak rela sumpah, kalau boleh jujur. Semua ada waktunya, dan jadi yang paling tua itu bener-bener gak enak.

Oke, mungkin kalau soal adik-adik saya yang menuntut macam-macam sementara saya saja baru dipenuhi waktu sudah sma masih bisa saya maklumi. Soal hp, soal laptop dan lain-lain. Tapi hal-hal yang bener-bener saya butuhin.

Kalau boleh jujur, saya pake kacamata dengan gagang patah sampai sekarang, hampir setengah tahun. Karena gak berani minta lebih jauh sama orang tua saya. Kacamata sejak kelas 3 smp, hampir dua tahun lebih.

Sementara adik saya? Baru dibelikan, seminggu langsung patah. Lebih mahal dari kacamata saya pula. Dibetulkan, tiga hari kemudian rusak lagi. Padahal saya lebih membutuhkan, dan tidakkah dia bisa menghargai barangnya sedikit saja?

Saya miris, hari ini benar-benar tidak menyenangkan. Tapi ada satu kejadian yang membuat saya benar-benar tidak rela dan sakit hati. Benar-benar merasa paling tidak-uhm-apa ya? Entah apa namanya tapi saya benar-benar sakit hati dengan kedua adik saya. Oke, saya egois. Tapi tidakkah kedua adik saya bisa mengerti?

Pulang gathering kemarin sore, saya tidur tiga jam. Bangun untuk bikin trivia sampai 4.30 pagi. Tidur sebentar, jam 6 pagi saya langsung dibangunkan untuk beres-beres rumah sementara adik saya yang smp langsung pergi dari rumah. Ceritanya sih les. Oke, saya beres-beres sendiri. Sampai orang tua saya pergi, saya memutuskan untuk diam di lantai atas melatih anak-anak latihan Quidditch. Sambil menjaga adik saya yang satu lagi dan sepupu saya, anak dari paman saya yang masih kelas 2 sd. Sepupu yang membuat saya berpikir--andai yang jadi adik saya itu dia

Anaknya penurut, pintar, pendiam, soleh, rajin dan tadi tanpa sengaja saya baca diari dia, lols. Ada satu tulisan yang bikin saya benar-benar merasa--aduh, masih ada anak yang baik kayak gini ya? Ada satu tulisan, entah tanggal berapa



Tentang Hidup

Nama saya Mira, hidup saya sederhana.
Ibu saya jualan pulsa, Ayah saya jualan stiker.
Saya ingin membantu. Tapi kata Ibu saya tidak usah.
Cukup menjadi anak yang baik dan menjaga adik.
Itu sudah cukup.
Saya sekarang mengerti.




Jujur, saya tersentuh. Jujur, saya membanding-bandingkan dengan adik saya. Apalagi beberapa saat kemudian adik saya yang smp pulang dan langsung bertengkar dengan adik saya yang sd karena hal sepele masalah "pinjem dvd avatar gak bilang dulu," Sepele gak sih? Tapi mereka berantem sampai jambak-jambakan, adik saya yang sd sampai buang-buang teh ke lantai dan tembok, terus dia nangis telpon ibu ayah saya gak diangkat-angkat.

Saya mau ke warnet untuk tanding, sebenarnya sedikit longgar untuk meninggalkan rumah karena adik saya yang smp sudah pulang. Ada yang menjaga. Tapi karena saya kasihan, saya akhirnya membawa dua anak kecil itu ke warnet. Jalan kaki, sementara adik saya yang smp tidur. Tidur. Sampai rumah kira-kira setengah lima, adik saya yang sd misuh-misuh karena dipaksa pulang. Akhirnya dia pergi lagi ke warnet sendirian, sementara saya tidur.

Baru sebentar. Bener-bener sebentar.

Lalu ibu saya telpon ke rumah dan menanyakan kabar adik saya yang sd. Dia bilang, "Mun nyaah ka mamah cing pang neangankeun," Siapa sih yang nggak 'ngeh' diomongin kayak gitu. Apalagi nada ibu saya khawatir. Tapi saya capek sumpah. Dari kemaren hanya tidur beberapa jam dan gak ada kendaraan buat nyari adik saya. Saya minta tolong adik saya yang smp, yang baru bangun tidur. Dia marah-marah, dia merasa selalu disalahkan, dia capek terus-terusan jadi objek, akhirnya saya dan dia adu mulut. Pintu lemari jadi korban, lepas begitu saja padahal baru dibeli beberapa hari yang lalu.

Dia bilang, capek di rumah. Mau pergi dari rumah. Saya emosi, bilang silahkan sebelum pergi mencari adik saya. Karena saya sayang ibu saya. Jujur, sebenernya kalau bukan ibu saya yang minta saya maaf aja. Males banget nyari adik saya yang pasti lagi main-main. Saya pergi, masuk ke warnet-warnet buat nyari adik saya yang ternyata keluar dengan wajah tak berdosa, tidak mau disalahkan karena pulang larut dan tidak bisa dihubungi. Sementara saya marah-marah karena dia seharusnya tahu diri. Masih kelas 5 sd, please. Saya aja baru tahu Istana Plaza--mall waktu kelas 6 sd! =_____=

Jangan samakan, oke.

Di jalan saya berpapasan dengan adik saya yang smp, pergi entah ke mana. Tapi tidak bisa saya lihat dengan jelas karena penglihatan saya yang sudah rusak. Sampai rumah semua berantakkan. Saya masih harus menyetrika, sementara saya sudah ditagih untuk bikin logo kelas. Jujur, capek. Sakit hati, dianggap bahwa kerjaan saya hanya main-main. Dikiranya gitu? Dikiranya cuma dia yang susah karena mau menghadapi UAN? Dikiranya dulu saya tidak? Dikiranya cuma dia yang selalu disalahkan orang tua?

Mungkin menurut orang lain tidak. Tapi wajar kalau saya menangis?

Sakit hati. Sumpah.
comment :3 (6)
Scene 4 yang terpotong : Mang Say
Rabu, 08 April 2009 / 11.48
Ibu-ibu : *kasak-kusuk ngegosip*
Tukang Sayur : *datang dari sisi kanan panggung* Say...say~~ saaay~~~ *berhenti di depan ibu-ibu* say *angkat kedua alis* say *angkat alis lagi* say *angkat kedua alis lagi* saaay....
Ibu-ibu : *kaget liat ada orang tiba-tiba dateng*
Ibu 1 : I-ih, kamu siapa sih dateng-dateng panggil say?
Ibu 2 : Iya, dateng-dateng panggil saya sayang, kan saya jadi malu... :">
Tukang Sayur : Ibu-ibu... bapak-bapak... saya itu bukan manggil ibu-ibu 'sayang'. Tapi saya itu bilang 'sayur'; sa-yur. Saya itu tukang sayur buu :>
Ibu-ibu : Ooooooh, saaayuuuuuur....

Sepenggal scene yang harus dicut oleh kejamnya durasi. Ibu 2 terpaksa kecewa dan mempostkannya di blog pribadi sebagai kenang-kenangan. lols.

Label:

comment :3 (0)
Barbel
/ 09.27
Kemarin, di kursi ruang tv rumah saya tiba-tiba ada dua berbel. Satu berat 1 kg, yang lain berat 2 kg.

Saya : I-ini barbel punya siapa?
Adik kedua (5 sd) : *dengan kalemnya menjawab* Aku
Saya : Buat apa??? Kamu mau diet lagi?
Adik kedua (5 sd) : Bukan tau, buat nambah otot!
Saya : *merinding membayangkan punya adik dengan otot-otot tangan menggelembung*

Sepertinya adik saya sudah putus asa menjalankan diet dan lebih memilih menggelembungkan otot-ototnya. Naas.
comment :3 (0)
ganti skin xD
Kamis, 02 April 2009 / 00.54
Setelah yang lama ternyata ga bisa dibuka =)) akhirnya saya ganti skin \:D/ tengah malem dan ternyata jurnalnya ada yang ga beres ;___; susah nyari skin yang bagus dan beres =)) *digeplak* Euh itu iconnya, ntar diganti dah, udah malem sekarang =))

Label:

comment :3 (0)
introduction


"Daffodils that come before the swallow dares; And take the winds of March with beauty."

-William Shakespeare

| my old blog | in chara blog | charlotte's blog | my deviantart | my tumblr | my twitter | my plurk |

guestbook


ShoutMix chat widget


connections

» abay
» acit
» aji
» asril
» bleki
» cicak
» dhien
» dhilla
» dt
» inka
» iris
» jesse
» kalkun
» lily1
» lily2
» lintang
» manda
» mendiang
» mikan
» mizu
» mochi
» myu
» ndhez
» recha
» rere
» reina
» rhea
» rosie
» sang hee
» sapu
» shaula
» sigi
» talith1
» talith2
» tika
» uca
» xenia
» yuni

archives


credits

Designer / Mira Muhayat.
Inspiration / Martha Stewart.